MAKALAH IMAN, ISLAM, IHSAN, KUFUR, DAN SYIRIK

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, alhamdulillah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi hal itu tidak lepas dari ketidak sempurnaan ilmu yang kami miliki. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Pertama kepada bapak Ahmad Basyori selaku dosen yang memberikan materi. Kedua, kepada orang tua yang selalu memberikan dukungan dari segi materi dan moril. Ketiga, kepada seluru rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Alloh SWT membalas kebaikannya dengan balasan yang berlipat ganda. kami tidak menutup hati akan adanya kekurangan dan kehilapan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu saran dan keritik sangat di harapkan. Semoga kerja kecil ini dapat memberi manfa’at yang berguna meskipun makalah ini masih jauh dari sempurna. Bandung, 27 Februari 2013 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN iii 1.1 Latar belakang masalah iii 1.2 Perumusan masalah iii 1.3 Tujuan iv 1.4 Sistematika penulisan iv BAB II PEMBAHASAN 1 2.1 Pengertian iman, islam ihsan, kufur, dan syirik 1 2.2 hubungan antara iman, islam, dan ihsan serta hubungan antara kufur dan syirik 7 2.3 perbedaan antara iman, islam, dan ihsan serta perbedaan antara kufur dan syirik 8 BAB III PENUTUP 9 3.1 Kesimpulan 9 DAFTAR PUSTAKA 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persoalan yang pertama-tama timbul dalam teologi Islam adalah masalah iman dan kufur. Persoalan itu pertama kali dimunculkan oleh kaum Khawarij ketika mencap kafir sejumlah tokoh sahabat Nabi saw yang dianggap telah berbuat dosa besar, antara lain Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Abu Hasan al- Asy’ari, dan lain-lain. Masalah ini lalu dikembangkan oleh Khawarij dengan tesis utamanya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir. Aliran lain seperti Murji’ah, Mu’tajilah, Asy’ariyah, dan Maturidiyah turut ambil bagian dalam masalah tersebut bahkan tidak jarang terdapat perbedaan pandangan di antara sesama pengikut masing-masing aliran. Perbincangan konsep iman dan kufur menurut tiap-tiap aliran teologi Islam, seringkali lebih menitik beratkan pada satu aspek saja, yaitu iman atau kufur. Akan tetapi, kami juga akan membahas tentang membahas tentang Iman, Islam dan Ihsan yang mana iman itu artinya kita percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, dan bertemu denganNya, percaya kepada utusan-utusannya, dan percaya dengan hari kebangkitan. Islam itu kita menyembah hanya kepada Allah swt tidak mensekutukanNya. Sedangkan Ihsana itu kita menyembah Allah seolah-olah kita melihatnya, jika kita tidak melihatNya maha suci Allah dan Maha Tinggi sesungguhnya Allah melihat kita. Lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah ini. 1.2 Perumusan masalah Adapun rumusan penulisan makalah ini adalah : a. Apa makna dari iman, islam, ihsan, kufur, dan syirik b. hubungan antara iman, islam, dan ihsan serta hubungan antara kufur dan syirik c. perbedaan antara iman, islam, dan ihsan serta perbedaan antara kufur dan syirik 1.3 Tujuan a. untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu tauhid/aqidah b. supaya para pembaca lebih memantafkan tauhidnya c. berbagi ilmu dengan para pembaca 1.4 Sistematika penulisan Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah 1.2 Perumusan masalah 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian iman, islam ihsan, kufur, dan syirik. 2.2 hubungan antara iman, islam, dan ihsan serta hubungan antara kufur dan syirik 2.3 perbedaan antara iman, islam, dan ihsan serta perbedaan antara kufur dan syirik BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian iman, islam ihsan, kufur, dan syirik. a. Iman “Wahai orang - orang yang beriman tetaplah beriman kepada Alloh dan rasulNya, dan kepada kitab yang Alloh turunkan kepada rasulNya, serta kitab yang Alloh turunkan sebelumnya. Siapa yang kafir kepada Allloh, malaikat – malaikatNya, kitab – kitabNya, rasul – rasulNya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh – jauhnya.” (Q. S. Al – Maidah : 136 Kata iman berasal dari bahasa arab, yang merupakan masdar dari madli Amana, Yu’minu, Imanan, yang artinya percaya. Adapun iman menurut istilah yaitu dibenarkan dengan hati, di ucapkan dengan lisan, dan di amalkan dengan perbuatan. para ulama’ menyimpulkan bahwa rukun iman ada enam, yang mana setiap mu’min wajib mempercayainya untuk menyandang sebuah titel mu’minnya. Yakni : 1. Iman kepada Allah 2. Iman kepada malaikat Allah 3. Iman kepada rusul Allah 4. Iman kepada kitab-kitab Alla 5. Iman kepada hari akhir (kiamat) 6. Iman kepada qodo’ dan qobar Allah, baik maupun buruk keberadaannya. Banyak sekali hadits yang memuat tentang iman, yang tak mungkin kami sajikan disini, maka kami hanya mengambil sebagian saja, diantaranya : عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ( الإيمان بضع وستون شعبة والحياء شعبة من الإيمان ) Artinya : Dari Abu Huroiroh ra. Dari Nabi SAW. Beliau bersabda : “iman terdiri dari 70 lebih sekian cabang, sedangkan malu termasuk salah satu cabang darinya”. Hadits pertama ini, memberi aba aba bahwa iman itu banyak sekali cabangnya. Ada lebih dari 70 cabang iman, dan dalam kitab Qomiut Tughyan (Syu’bul Iman) iman terbagi dalam 77 cabang, diantaranya adalah malu. Walau malu kelihatanyya sepele, tapi ternyata banyak sekali yang tidak bisa melakukannya, tercermin dalam kehidupan keseharian yang terjadi diantara kita. Lebih-lebih malu pada sang kuasa. Karena bila seseorang masih punya malu pada sang pencipta, niscaya tidak akan berani maksiat pada-Nya, apalagi berani meninggalkan perintah. Inilah urgensi tentang malu, banyak yang tahu, tapi tak sedikit yang tak mau tahu, dalam arti tidak mengindahkannya. Dan dalam kitab Minhajul Muslim “Iman dan rasa malu itu selamanya bersaamaan. Apabila salah satu dari keduanya hilang, maka yang lainnya pun ikut hilang” عن أنس قال قال النبي صلى الله عليه و سلم : ( لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين ) “Dari Anas, beliau berkata ; nabi saw. Bersabda : “ tidak (sempurna) iman diantara kamu sehingga aku lebih dicintai baginya melebihi orang tuanya, anaknya, dan manusia sekalian”. Hadits ini menjelaskan tentang urgensi cinta terhadap nabi, karena termasuk ciri ciri iman seseorang sempurna bila mana dia lebih mencintai nabinya melebihi cintanya terhadap selain tuhan dan nabinya. Bila kita tarik mafhum dari hadits ini, karena orang tidak bisa dikatakan mempunyi iman sempurna sebelum dia mencintai nabinya melebihi segala-galanya. عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم وعن حسين المعلم قال عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ( لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه ) “Dari Anas dari nabi saw. Dan dari husain al Mualim, dia berkata : dari nabi saw. Beliau bersabda : “tidak dikatakan (sempurna) iman seorang diantara kalian sehingga mencintai saudara (muslim) nya sebagaimana kecintaannya kepada dirinya”. Sedang hadits yang satu ini, menyinggung tentang kecintaan seseorang terhadap saudara muslinya, maka tidak dikatakan sempurna iman seseorng mana kala orang tersebut belum bisa mencintai saudara muslimnya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. b. Islam “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) dinsisi Alloh hanyalah agama Islam…” (Q. S. Ali Imron : 19) Sebagaimana telah maklum, islam berasal dari bahasa arab juga, dari madli Aslama yuslimu islaman, yang berarti selamat. para ulama’ menyimpulkan bahwa rukun islam ada lima yaitu : 1. Syahadat 2. Sholat 3. Zakat 4. Puasa dan, 5. Haji. Sebagai mana dalam hadits nabi : عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( بني الإسلام على خمس شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة والحج وصوم رمضان ) “Dari ibnu ‘Umar ra. Berkata : rasul saw. Bersabda : islam dibangun atas lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat, memberikan zakat, hajji dan puasa ramadlan”. Islam merupakan agama terakhir dari syariat yang telah dirurunkan oleh Allah kepada rasul sekaligus nabinya yang terakhir pula. Disini, eksistensi islam sebagai agama yang paling benar telah tak diragukan lagi adanya. Banyak kaum orientalis yang berusaha menyerang islam, dengan mempelajari islam itu sendiri, dengan tujuan mencari celah untuk meruntuhkan islam melalui kekurangan-kekurangan yang ada dalam islam, tapi apa yang terjadi, banyak diantara mereka yang malah berbalik kiblat kemudian masuk islam tanpa ragu. Karena islam merupakan agama yang sempurna, sekaligus sebagai penyempurna dari agama-agama masawi yang terdahulu. Allah berfiman : إِنَّ الدّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسلٰمُ ۗ وَمَا اختَلَفَ الَّذينَ أوتُوا الكِتٰبَ إِلّا مِن بَعدِ ما جاءَهُمُ العِلمُ بَغيًا بَينَهُم ۗ وَمَن يَكفُر بِـٔايٰتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَريعُ الحِسابِ Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. c. Ihsan “Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (al-Isra’: 7) “…Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (al-Qashash:77) kata ihsan, lahir dari madli ahsana yuhsinu ihsanan, yaitu bahasa arab yang berarti bebuat baik, atau memperbaiki. Allah SWT berfirman dalam Al Qur`an mengenai hal ini. Disini terdapat indikasi lebih mengenai ihsan dibanding dengan yang lain. Karena ihsan sendiri merupakan usaha untuk selalu melakukan yang lebih baik, yang lebih afdol, dan bernilai lebih sehingga seseorang tidak hanya berorientasi untuk menggugurkan kewajiban dalah beribadah, melainkan justru berusaha bagaimana amal ibadahnya diterima dengan sebaik-baiknya oleh Allah. SWT. Karena dia akan merasa diawasi oleh Allah, maka akan terus timbul dihatinya tuntutan untuk selalu meng upgrade amal perbuatannya dari yang kurang baik menjadi yang baik, dari yang sudah baik, terus berusaha untuk yang lebih baik demi diterimanya amal perbuatan mereka. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan sholat, cukup dengn melakukan syarat dan rukun sholat saja, tanpa hartus khusu’ maupun khudu’. Orang itu sudah tidak dituntut lagi kelak karena dia sudah melakukan kewajibannya walaupun hanya sebatas menggugurkan kewajiban belaka. Beda dengan orang yang muhsin (ihsan), maka dia akan melakukan sholat tersebut dengan sesempurna mungkin, dia tidak hanya memperhatikan syarat dan rukun saja, melainkan adab dalam sholat, kekhusyu’an, khudu’, dan hal-hal yang dapat menghalangi sampainya ibadah tersebut sampai kepada hadroh sang kholiq. d. Pengertian Kufur Secara etimologi, kufur artinya menutupi, sedangkan menurut terminology syariat, kufur artinya ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakannya maupun tidak. Perbedaannya, kalau mendustakan berarti menentang dan menolak, tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya. Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan itu lebih berat dari pada kufur sekedar kufur. Dilihat dari segi macam, maka kufur ada tiga macam : kufur qouliy, kufur amaliy, dan kufur I’tiqodi. Tiga macam kekufuran ini dilihat dari mana timbulnya, karena ada yang timbul dari ucapan, ini disebut kufur qouliy (ucapan), seperti bersumpah dengan nama selain Allah, ada yang timbul dari perbuatan, ini disebut kufur amaliy, seperti membunuh orang mukmin, ada yang timbul dari keyakinan disebut kufur I’tiqodiy, seperti meyakini bahwa tidak ada tuhan yang menciptakan alam, atau Isa adalah anak Allah, dll. Jenis kufur ini ada yang termasuk kufur besar, yang dapat mengeluarkan dari agama, ada juga termasuk kufur kecil. e. Syirik Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13] Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. "Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48] Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman. Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ Al-Maa'idah: 72] Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman. Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88] Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. "Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]. 2.2 Hubungan antara iman, islam, dan ihsan serta hubungan antara kufur dan syirik a. hubungan antara iman, islam, dan ihsan keberagamaan seseorang baru dikatakan benar jika dibangun di atas pondasi Islam dengan segala kriterianya, disemangati oleh iman, segala aktifitas dijalankan atas dasar ihsan, dan orientasi akhir segala aktifitas adalah ukhrawi. Atas dasar tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih dalam ibadah. Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam, iman, dan ihsan) dengan hari kiamat karena karena hari kiamat (baca: akhirat) merupakan terminal tujuan dari segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran dari segala aktifitas manusia yang kepastaian kedatangannya menjadi rahasia Allah swt. b. hubungan antara kufur dan syirik kufur adalah ingkar terhadap Alloh atau tidak beriman terhadap Alloh, sedangakan syirik adalah menyekutukan Alloh. Jadi jika seseorang sudah meenyekutukan Alloh (syirik), berarti dia sudah ingkar terhadap Alloh (kufur) karena telah melanggar larangan-Nya. Didalam Al – Qur’an disebutkan walaatusyrik billahi “jangan menyekutukan Alloh”. 2.3 perbedaan antara iman, islam, dan ihsan serta perbedaan antara kufur dan syirik a. perbedaan antara iman, islam, dan ihsan Antara iman,islam dan ihsan di samping saling berhubungan,juga terdapat perbedaan yang merupakan ciri di antara ketiganya. 1. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. 2. Islam adalah sikap aktif untuk berbuat/beramal. 3. ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam,yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri. b. perbedaan antara kufur dan syirik kufur dan syirik jika dilihat secara sepintas mungkin nyaris sama atau tidak ada perbedaan. Namun, jika ti tela’ah kufur dan syirik mempunyai perbedaan. Dari pengertiannya saja kufur adalah ingkar terhadap Alloh, sedangkan syirik adalah menyekutukan Alloh. Jadi, kufur itu tidak mengakui suatu kondisi yang sesungguhnya adalah benar adanya, sedangkan syirik adalah suatu sikap hati yang meyakini bahwa ada kekuatan yang lain secara bersamaan dengan adanya kekuatan Alloh. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari Berbagai Pembahasan diatas kami simpulkan bahwa. 1. Iman, islam dan ihsan merupakan tripologi agam islam diman sesuai dengan hadits nabi diatas. 2. Iman, islam dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih dalam ibadah 3. Kufur ada tiga macam : kufur qouliy, kufur amaliy, dan kufur I’tiqodi. Tiga macam kekufuran ini dilihat dari mana timbulnya, karena ada yang timbul dari ucapan, ini disebut kufur qouliy (ucapan), seperti bersumpah dengan nama selain Allah, ada yang timbul dari perbuatan, ini disebut kufur amaliy, seperti membunuh orang mukmin, ada yang timbul dari keyakinan disebut kufur I’tiqodiy, seperti meyakini bahwa tidak ada tuhan yang menciptakan alam, atau Isa adalah anak Allah, dll. Jenis kufur ini ada yang termasuk kufur besar, yang dapat mengeluarkan dari agama, ada juga termasuk kufur kecil. 4. Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya. DAFTAR PUSTAKA  Jabir. A. B. (2009). Minhajul Muslim. Madinah : Maktabatul ‘Ulum Wal Hikmah.  Kitab Qomi’ut Tughyan(Syu’bul Iman)  http://cgeduntuksemua.blogspot.com/2012/04/.html  http://serambisan3dotcom.wordpress.com/2012/02/20/makalah-hadits-tentang-iman-islam-dan-ihsan/

0 Response to "MAKALAH IMAN, ISLAM, IHSAN, KUFUR, DAN SYIRIK"

Posting Komentar