Menjemput Mimpi di Negeri Teknologi
Selasa, 19 Agustus 2014
Add Comment
Jerman, nama negara ini tentunya
tidak asing lagi di telinga kita. Negara yang terletak di tengah-tengah benua
Eropa dan terkenal dengan sebutan “Jantung Eropa” itu menawarkan banyak hal
istimewa, mulai dari kecanggihan teknologinya, keindahan kultur dan budayanya,
hingga kualitas pendidikan yang sudah tidak diragukan lagi. Jerman, sebuah
negara di benua Eropa yang terkenal dengan produk teknologi tinggi, khususnya
dalam bidang otomotif. Bahkan, salah satu tokoh teknologi terkemuka di
Indonesia, Bapak Habibie, yang merupakan Presiden Republik Indonesia ketiga dan
penggerak serta penghasil pesawat buatan Indonesia, adalah alumni salah satu
perguruan tinggi di Jerman.
Sampai saat ini pun, Jerman masih
menjadi primadona bagi para pelajar berprestasi untuk melanjutkan studi.
Pertimbangannya, Jerman adalah negara dengan sistem pendidikan yang mapan
disertai dengan pembiayaan pendidikan yang sangat murah. Di beberapa tempat
biaya pendidikannya masih gratis dengan kehidupan sosial yang relatif nyaman.
Namun, kemungkinan tidak banyak yang mengetahui bagaimana cara untuk
melanjutkan mimpi agar bisa merasakan pendidikan di salah satu negara yang
tergolong bagus dalam menyiapkan generasi mudanya melalui pendidikan. Tulisan
ini akan menyajikan langkah-langkah menjemput mimpi ke Jerman sebagai sumbangan
pengalaman dari salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini menempuh kuliah di
Jerman.
Sistem perkuliahan di Jerman
Sebelum dijelaskan tentang
berbagai langkah yang harus dipersiapkan untuk kuliah di Jerman, kita perlu
terlebih dahulu mengenal sistem perkuliahan di Jerman, khususnya pada jenjang
S1. Dikarenakan taraf pendidikan Indonesia dan Jerman belum diakui
kesetaraannya, lulusan SMA dan sederajat dari Indonesia harus mengikuti
penyetaraan sebelum memulai masa perkuliahan. Penyetaraan ini disebut dengan
Studienkolleg (STK). Di STK ini sistem belajar sesuai dengan jurusan atau grup
yang akan dipilih oleh siswa. Jurusan tersebut antara lain:
M-Kurs (Kedokteran dan Biologi)
T-Kurs (Teknik)
G-Kurs (Seni)
S-Kurs (Bahasa)
W-Kurs (Ekonomi dan Bisnis)
Jadi, di STK sendiri sudah jelas
jurusan yang akan diambil untuk masa kuliah nanti. Materi yang dipelajari di
STK adalah materi-materi seperti yang diperoleh di SMA di Indonesia, namun
dalam bahasa Jerman. Setelah lulus dan mendapatkan ijazah STK para siswa bisa
mendaftarkan diri ke universitas dan jurusan yang diinginkan. Karena bahasa
pengantar yang digunakan adalah bahasa Jerman, para calon mahasiswa diharuskan
untuk menguasai bahasa Jerman sebelum memasuki STK. Berikutnya akan dibahas
tahapan yang lebih lengkap tentang persiapan kuliah di Jerman.
Langkah-langkah persiapan kuliah
di Jerman
Tema ini adalah tema pokok yang
ingin penulis bahas. Agar lebih mudah dipahami, secara umum langkah-langkah
persiapan kuliah di Jerman dapat digambarkan dengan sebuah skema di bawah ini:
Syarat utama calon mahasiswa yang
akan melanjutkan studi ke Jerman adalah telah lulus SMA, ditunjukkan dengan
ijazah atau surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) SMA. Syarat
selanjutnya adalah calon mahasiswa Jerman harus memiliki kemampuan bahasa
Jerman. Oleh karena itu, calon mahasiswa disyaratkan untuk mengikuti kursus
bahasa Jerman di lembaga resmi dari Jerman, yaitu Göthe Institut.
Kursus bahasa tersebut memiliki
beberapa tingkat atau level. Untuk diketahui, syarat minimum dalam pengajuan
visa adalah level A1. Sementara itu, salah satu persyaratan untuk daftar ke STK
adalah memiliki ijazah/sertifikat bahasa Jerman minimal B1. Walaupun demikian,
ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh bila calon mahasiswa sudah tidak
sabar ingin segera berangkat ke Jerman namun belum mencapai level yang
dipersyaratkan. Alternatif pertama adalah dengan mendaftarkan diri untuk
melanjutkan kursus bahasa hingga mencapai level B1 di Jerman agar dapat
digunakan untuk proses pendaftaran ke STK.
Alternatif ini banyak dipilih agar lebih memudahkan dalam urusan
pengajuan visa karena dalam proses pengajuan visa diperlukan tujuan
keberangkatan dari pihak yang bersangkutan. Contohnya, bila ingin mengajukan
visa pelajar (untuk meneruskan studi) harus ada surat keterangan dari instansi
yang bersangkutan bahwa orang yang mengajukan akan segera belajar di tempat
tersebut.
Alternatif kedua yaitu dengan
mendaftarkan diri sebagai salah satu murid di sebuah lembaga kursus bahasa
(Sprachkurs) di Jerman. Setelah mendaftarkan diri untuk mengikuti kursus di
lembaga tersebut, pendaftar akan mendapatkan surat keterangan bahwa mulai tanggal
yang ditentukan yang bersangkutan akan mengikuti program kursus di lembaga
tersebut. Surat keterangan inilah yang dapat digunakan untuk mengajukan visa ke
kedutaan besar Jerman.
Sementara itu, bagi yang sudah
mengikuti les bahasa hingga level B1 di Indonesia dapat mendaftarkan dirinya
secara langsung ke STK. Namun demikian, meskipun sertifikat B1 sudah di tangan,
ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pada beberapa kasus, calon mahasiswa
telah menerima surat undangan untuk tes (Zullasung) yang teryata berdekatan
dengan tanggal berlangsungnya tes. Padahal pada saat itu yang bersangkutan
belum memiliki visa. Nah, kasus semacam ini harus dihindari. Maka, untuk
menghindarinya sebagian calon mahasiswa memilih untuk menggunakan alternatif
kedua seperti yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya. Kedatangan yang
lebih awal ke Jerman dapat menjadi poin lebih. Selain lebih matang dalam
persiapan tes, dapat juga untuk memperdalam pengetahuan bahasa.
Bersamaan dengan kursus bahasa di
Göthe Institut, calon mahasiswa dapat mulai mempersiapkan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Dokumen tersebut antara
lain:
Ijazah SMA
SKHUN SMA
Rapor SMA untuk dua semester
terakhir (kelas XII semester 1 dan 2)
Akte lahir
Penerjemahan dokumen ini bisa
dilakukan di penerjemah tersumpah maupun tidak tersumpah yang dapat ditemukan
di masing-masing kota atau dapat juga ditanyakan kepada Kedutaan Besar Jerman
di Jalan Thamrin di Jakarta.
Jadi, secara umum persyaratan
yang dibutuhkan untuk mengajukan visa ke Jerman yaitu: dokumen-dokumen yang
sudah diterjemahkan, sertifikat bahasa level A1, keterangan tujuan pengajuan
visa, passport, dan akun bank di Jerman. Nah, akun bank yang dimaksud harus
atas nama pribadi calon mahasiswa yang mengajukan visa. Di dalam akun bank
tersebut juga diharuskan terdapat sejumlah uang dengan batas minimal tertentu.
Sebagai gambaran, jumlah minimal yang harus ada dalam akun milik penulis pada
saat mendaftar adalah 8.040 euro. Jumlah ini biasanya berubah setiap tahunnya.
Informasi lengkap mengenai saldo minimal bisa ditanyakan ke Kedutaan Besar
Jerman.
Pembuatan akun bank dapat
dilakukan dengan cara online. Jika akun sudah siap, pihak bank akan memberikan
konfirmasi via email sehingga pemohon dapat melakukan transfer uang sebagai
tabungan. Biasanya, konfirmasi lanjutan akan dikirimkan pihak bank jika uang
sudah masuk ke dalam akun si penabung. Nah, konfirmasi lanjutan inilah yang
digunakan sebagai syarat pengajuan visa.
Biaya kuliah di Jerman
Untuk diketahui, hampir semua
universitas di Jerman membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya. Walaupun
tidak dapat dipungkiri tetap ada beberapa universitas yang menarik biaya dengan
besaran yang tidak terlalu tinggi. Biaya yang dibutuhkan biasanya hanya mencakup
biaya administrasi di awal semester.
Sementara itu, untuk transportasi
biasanya mahasiswa yang tinggal di kota besar membeli tiket kereta yang disebut
semester tiket. Harga semester tiket ini tidak terlalu mahal karena adanya
diskon khusus bagi pelajar. Andaikan semester tiket dirasa masih terlalu mahal,
ada alternatif lain yang dapat ditempuh yaitu dengan membeli sepeda sebagai
sarana transportasi. Di Jerman, sepeda tak hanya digandrungi oleh mahasiswa,
bahkan masyarakat Jerman pada umumnya. Tentunya selain lebih hemat, mengayuh
sepeda juga menyehatkan tubuh.
Untuk masalah buku, tidak semua
buku harus dibeli. Karena buku yang dibutuhkan mahasiswa biasanya tersedia di
perpustakaan kampus, mahasiswa hanya perlu meminjam buku yang dibutuhkan. Jadi,
tidak ada salahnya untuk jalan-jalan ke perpustakaan sekaligus meminjam buku
bila ada waktu luang. Namun, hal yang perlu diingat adalah ketersediaan buku
yang terbatas sementara jumlah mahasiswa sangat banyak. Maka dari itu ada
baiknya untuk segera meminjam buku selama buku yang diinginkan masih tersedia.
Demikian penjelasan singkat
tentang langkah-langkah untuk menuju pendidikan impian di Jerman. Pada intinya,
kuliah di Jerman sangatlah murah dengan kualitas yang terjamin. Selamat mencoba
dan sukses untuk kita semua.
Penulis:
Nurul Hasanah, mahasiswa
kedokteran di Universitas Leipzig, Jerman.
Kontak:
nurul.nurulhasanah@gmail.com.
0 Response to "Menjemput Mimpi di Negeri Teknologi"
Posting Komentar