3 Orang Bijak dan Sup Batu
Rabu, 20 Agustus 2014
Add Comment
Pada suatu hari, tiga orang
bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil. Desa itu tampak miskin. Tampak
dari sawah-sawah sekitarnya yang sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya,
memang telah terjadi perang di negeri itu dan sebagai rakyat jelata merekalah
yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan-kesulitan
lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. Cuma beberapa
puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.
Sekonyong-konyong beberapa orang
mengerubuti tiga orang bijaksana itu. Dengan memijit-mijit tangan dan punggung
tiga orang itu, orang-orang desa memelas dan meminta sedekah, roti, beras, atau
apalah yang bisa dimakan.
Satu dari tiga orang bijaksana
itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu, “Apakah kalian tidak punya apa-apa,
hingga kalian meminta-minta seperti ini ?”
“Kami tidak memiliki apapun untuk
dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki.” Jawab salah satu
penduduk desa.
“Maukah kalian kuajari untuk
membuat sup dari batu-batu itu ?” Tanya orang bijaksana sekali lagi.
Dengan setengah tidak percaya,
penduduk itu menjawab, “Mau..”
“Baiklah ikutilah petunjukku.”
Orang bijaksana itu menjelaskan, “Pertama-tama, ambil tiga batu besar itu, lalu
cucilah hingga bersih !” perintah orang bijaksana sambil menunjuk tiga buah
batu sebesar kepalan tangan.
Orang-orang pun mengikuti
perintahnya.
Sesudah batu itu dicuci dengan
bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu
lalu menyuruh penduduk untuk menyiapkan panci yang paling besar dan menyuruh
panci itu untuk diisi dengan air. Ketiga
batu bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci dan sesuai dengan petunjuk
orang bijaksana itu, batu-batu itupun mulai direbus.
“Ada yang dari kalian tau bumbu
masak? Batu-batu itu tidak akan enak rasanya jika dimasak tanpa bumbu.” Tanya
orang bijaksana.
“Aku tahu !” seru seorang ibu,
kemudian ia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemudian meraciknya,
dan memasukkannya kedalam panci besar itu.
“Adakah dari kalian yang memiliki
bahan-bahan sup yang lain ?” Tanya orang bijaksana itu. “Sup ini akan lebih
enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan cuma batu saja.”
Beberapa penduduk mulai mencari
bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. Beberapa waktu kemudian dua orang
datang dengan membawa tiga kantung kentang. “Kami menemukannya di dekat kali,
ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana.” Katanya. Kemudian orang
itu mengupas, mencuci, dan memotong-motong kentang-kentang itu dan
memasukkannya ke dalam panci.
Kurang dari satu menit, seorang
ibu datang dengan membawa wortel dan sawi. “Aku masih punya banyak dari kebun
di belakang halaman rumahku.” Kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan
memasukkannya ke dalam panci.
Sesaat, datang pula seorang bapak
dengan tiga ekor kelinci di tangannya. “Aku berhasil memburu tiga ekor kelinci,
kalau ada waktu banyak, mungkin aku bisa membawa lebih lagi, soalnya aku baru
saja menemukan banyak sekali kawanan kelinci di balik bukit itu.” Dengan bantuan
beberapa orang, tiga kelinci itu pun disembelih dan diolah kemudian dimasukkan
ke dalam panci.
Merasa telah melihat beberapa
orang berhasil menyumbang sesuatu. Penduduk-penduduk yang lain tidak mau kalah,
mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yang dapat dimasukkan ke dalam panci
sebagai pelengkap sup batu. Kurang dari satu jam, beberapa penduduk mulai
membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam-macam sayuran lain.
Tak hanya itu, anak-anak juga
membawa bermacam-macam buah dari hutan. Mereka berpikir akan enak sekali jika
buah-buah itu bisa dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada pula
seorang bapak yang membawa susu dari kambing piaraannya, dan ada pula yang
membawa madu dari lebah liar yang bersarang di beberapa pohon di desa itu.
Bahkan seorang kakek membawa sebungkus bubuk kopi. “Aku masih punya sebungkus
kopi bubuk ini, pasti nikmat sekali jika diminum setelah makan sup itu”, Kata
si kakek.
Beberapa jam kemudian sup batu
itu telah matang. Panci yang sangat besar itu sekarang telah penuh dengan
berbagai sayuran dan siap disantap. Dengan suka cita, penduduk itu makan
bersama dengan lahapnya. Mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa
‘memakan’ batu yang terletak di dasar panci.
Tiga orang bijaksana itu hanya
tersenyum melihat tingkah para penduduk itu. Dan mereka pun sadar, sekarang
waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan. Mereka mohon diri untuk
meninggalkan desa itu. Sebelum beranjak pergi, seorang bapak sekonyong-konyong
memeluk dan menciumi ketiga orang itu sambil berkata, “Terima kasih telah
mengajari kami untuk membuat sup dari batu..”
Apakah sobat mover sudah mengerti
maksud dari kisah bijak diatas? Nah sobat mover, admin punya kata kata semangat
yang admin dapatkan setelah baca kisah inspirasi diatas. Kata kata semangat
tersebut merupakan kata motivasi yang berbunyi “Jika kita mau berusaha, pasti
ada jalan untuk mendapatkan apa yang kita cari.” Nah sobat mover, semoga saja
kisah inspirasi diatas bisa memacu motivasi kerjasobat mover. Dan jangan lupa,
jadikanlah kisah inspirasi diatas sebagai bahan renungan malam.
Sumber : http://theliong.blogspot.com/2013/07/3-orang-bijak-dan-sup-batu.html
0 Response to "3 Orang Bijak dan Sup Batu"
Posting Komentar